Admin • Thursday, 13 July 2023
Meski harga batu bara mulai mengalami penurunan, saham batu bara masih jadi primadona bagi sebagian investor Indonesia di tahun ini. Ini karena harga batu bara yang masih tergolong tinggi meski sudah mengalami penurunan. Harganya sendiri hampir mendekati level US$ 160 per ton (Mei 2023).
Hal ini tercermin juga dari harga beberapa saham seperti PTBA, ADRO dan UNTR yang saat ini (Mei 2023) jauh lebih tinggi dibandingkan harga pada tahun 2021 dan 2020 silam.
Batu bara merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan di Indonesia. Tersebar di wilayah Indonesia dari wilayah Sumatera, Kalimantan, dan daerah lainnya. Karenanya emiten sangat diminati oleh para investor.
Berikut ini merupakan daftar saham batu bara berdasarkan Klasifikasi Industri yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam sub-industri Coal Production.
Untuk menjawab pertanyaan saham batu bara apa saja, ini dia 19 daftar sahamnya di BEI.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk merupakan emiten pertambangan batu bara yang berdiri sejak tahun 1982. Produk utama emiten ini adalah environcoal batu bara termal dengan kadar polutan yang rendah. Adaro Energy juga memiliki aset batu bara metalurgi yang beragam mulai dari batu bara kokas semi lunak sampai batu bara kokas keras premium..
Berdasarkan laporan keuangan Q1 2023, perusahaan yang memiliki anak usaha Adaro Minerals ini berhasil memperoleh pendapatan Rp 27,5 T dengan laba bersih Rp 7,8 T.
Akbar Indo Makmur Stimec Tbk berdiri sejak Mei 1997. Emiten AIMS bergerak dalam bidang perdagangan bahan bakar padat, cair dan gas skala besar. Setelah itu Perseroan memfokuskan pada perdagangan batu bara sebagai suatu bidang usaha baru yang telah dijalani Perseroan sejak tahun 2005
Pada Juni 2001 saham batu bara ini resmi melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sejumlah 40.000.000 saham dengan nilai Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 250 per saham. Berdasarkan laporan keuangan Q1 2023, perusahaan ini memperoleh pendapatan Rp 10 M dan hanya mencetak laba kurang dari 1 miliar rupiah.
PT Atlas Resources Tbk di bidang Ekspor-impor dan perdagangan bahan bakar padat yakni termasuk perdagangan batu bara, batu bara padat (briket), batu abu tahan api, transportasi pertambangan dan batu bara yang termasuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas transportasi di bidang pertambangan.
Perusahaan ini mempunyai tambang batu bara yang tersebar di enam hub yaitu hub Kukar, Hub Berau, Hub Kubar, Hub Mutara, Hub Oku, dan Hub Papua.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, emiten ini membukukan pendapatan Rp 1,1 T dengan laba bersih Rp 10 M pada Q1 2023.
PT Transcoal Pacific Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara. Perusahaan ini terlibat dalam kegiatan eksplorasi, eksploitasi, dan perdagangan batubara.
Berdasarkan laporan keuangan Q1 2023 emiten TCPI membukukan pendapatan Rp 384 M dengan total laba bersih Rp 43 M.
Baramulti Suksessarana Tbk merupakan emiten yang memiliki tambang dan infrastruktur batu bara di Kalimantan Timur. Saat ini kegiatan utama BSSR bergerak di bidang pertambang batu bara, dengan tujuan ekspor utama adalah Tiongkok dan India.
Berdasarkan laporan keuangan Q1 2023 emiten BSSR membukukan pendapatan Rp 4T dengan total laba bersih Rp 700 M.
Berdiri sejak Juni 1973, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memiliki ruang lingkup kegiatan perusahaan eksplorasi dan eksploitasi kandungan batu bara (termasuk pertambangan dan penjualan batu bara) dan eksplorasi minyak.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Bakrie ini terdaftar di IPO sejak Juli 1990 dengan pendapatan Rp 6,8 T dan laba bersih Rp 1 T berdasarkan laporan keuangan Q1 2023.
PT Bayan Resources Tbk merupakan produsen batu bara yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Emiten BYAN memproduksi batu bara kokas semi lunak, batu bara sulfur ramah lingkungan, hingga batu bara sub-bituminous.
Berdasarkan laporan keuangan Q1 2023 BYAN berhasil mencatat pendapatan Rp 15,7 T dengan laba bersih Rp 6,7 T.
Emiten DSSA mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1998 dengan lingkup bisnis perusahaan berupa pertambangan batu bara dan pembangkitan listrik tenaga uap. Pada tahun 2009, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan periode Q4 2022 memperoleh pendapatan Rp 92,8 T dengan laba bersih senilai Rp 20,3 T.
Emiten GEMS atau Golden Energy Mines Tbk. adalah perusahaan pertambangan yang bergerak di bidang eksplorasi, pengembangan, produksi, dan pemasaran batu bara di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.
Secara finansial, GEMS telah mencatatkan kinerja yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir. Pada Q4 2022, perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 45,5 T dan laba bersih sebesar Rp 10,8 T. Kinerja yang baik ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga batu bara di pasar global.
Perseroan didirikan dengan nama PT Asia Antrasit pada tanggal 12 Oktober 1995, yang kemudian berubah nama menjadi PT Harum Energy pada tanggal 13 November 2007.
Perseroan bergerak di bidang pertambangan, industri, perdagangan, dan jasa yang terkait dengan batu bara. Kegiatan usaha tersebut dijalankan bersama dengan Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.
Emiten berkode HRUM ini berhasil membukukan pendapatan Rp 14,1 T dan laba bersih Rp 5,9 T pada tahun 2022.
PT Indika Energy Tbk mulai beroperasi sejak 2004 di bidang perdagangan, konstruksi, pertambangan, transportasi dan jasa. INDY mulai melantai sejak Juni 2008 dengan total saham penawaran 937 juta lembar dengan harga penawaran Rp 2.950.
Pada Q1 tahun 2023, emiten ini membukukan pendapatan Rp 13,5 T dengan laba bersih Rp 1 T.
Saham ITMG berdiri sejak 1987 yang menjalankan bisnis utama di bidang operasi pertambangan dan penjualan batubara. Pemasaran ITMG meliputi Asia, Eropa, kawasan Pasifik, serta Indonesia dengan kalori antara 5.000 - 6.000 kkal/kg.
Saat ini kepemilikan saham publik ITMG sebesar 34,86%. Total pendapatan berdasarkan laporan keuangan periode 2023 sebesar Rp 10,2 T dengan laba bersih Rp 2,7 T.
PT Resource Alam Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara melalui anak perusahaan dan perdagangan batu bara.
Perusahaan yang dahulu bernama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries ini melalui tiga anak usahanya memproduksi batu bara yang sebagian besar diekspor ke China (78%), India (9,6%) dan Korea (8,2%).
Pada Q1 2023 lalu, emiten ini mencetak laba bersih Rp 211 M dari total pendapatan Rp 1,2 T.
PT Mitrabara Adiperdana Tbk bergerak di bidang pertambangan batu bara sejak tahun 2008. MBAP berafiliasi dengan Baramulti Group yang beroperasi di Malinau, Kalimantan Utara. Nilai pendapatan berdasarkan laporan keuangan periode Q1 2023 senilai Rp 1,1 T dengan laba bersih Rp 163 M.
Emiten batu bara PTBA berdiri sejak zaman kolonial Belanda tahun 1919 di Tanjung Enim Sumatera Selatan. Sejak Desember 2002 Bukit Asam mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia.
Kegiatan usaha emiten PTBA meliputi operasi penambangan batu bara, termasuk penelitian, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan.
Pada Q1 2023, emiten ini berhasil meraih pendapatan Rp 9,9 T dengan laba bersih Rp 1,1 T.
Saham batu bara Golden Eagle Energy Tbk meliputi ruang lingkup usaha dalam bidang pertambangan batu bara dengan aktivitas pendukung dalam bidang jasa, perdagangan, pembangunan, perindustrian dan pengangkutan darat.
Pada Q1 2023 lalu, emiten ini membukukan laba bersih Rp 78 M dari total pendapatan Rp 272 M.
Perusahaan TOBA mencakup kegiatan usaha investasi pada bidang pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, dan produsen pembangkit listrik mandiri. Tercatat IPO sejak Juli 2012 dengan total saham penawaran 210 juta lembar dan harga IPO Rp 1.900 per lembar.
Pada Q1 2023 lalu, emiten ini membukukan laba bersih Rp 219 M dari total pendapatan Rp 1,9 T.
PT Black Diamond Resources Tbk, adalah Perusahaan Holding yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan kegiatan pertambangan lainnya. Lokasi penambangan utama PT Dayak Membangun Pratama berada di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Emiten ini mencatatkan sahamnya di BEI sejak September 2022. Berdasarkan laporan Q1 2023 lalu, COAL mencatatkan pendapatan sebesar 186 miliar, dengan laba bersih sebesar 8 miliar.
PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO) didirikan pada tahun 1996. Perusahaan telah diberi Kuasa Penambangan Eksploitasi. GTBO menangani operasi pengolahan penambangan batu bara dan logistik secara terpadu.
GTBO melakukan penambangan batu bara termal dan dianggap sebagai salah satu produsen batu bara yang menambang dan menjual batu bara yang bernilai kalori rendah. GTBO terdaftar di IPO sejak Juli 2009 dengan jumlah 1,8 juta lembar saham dengan harga IPO Rp 150.
Tahun 2022 lalu, emiten ini mencatatkan pendapatan sebesar 768 miliar dengan laba bersih 117 miliar.